Di tengah kondisi ekonomi global yang penuh ketidakpastian inflasi, suku bunga, fluktuasi atau ketidakpastian pasar modal banyak orang mencari cara agar keuangan tetap stabil. Salah satunya adalah dengan memiliki sumber pendapatan pasif (passive income). Artinya, kamu memperoleh penghasilan rutin tanpa harus bekerja aktif terus menerus.
Industri reksadana di Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan yang positif di tengah dinamika ekonomi global dan domestik. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga Agustus 2025, total dana kelolaan (AUM) telah mencapai sekitar Rp864,85 triliun, mencerminkan kepercayaan masyarakat yang semakin tinggi terhadap instrumen investasi kolektif ini.


Sumber : Pasardana
Fenomena ini menunjukkan satu hal: di saat pasar tidak menentu, investor mulai beralih ke produk investasi yang lebih stabil, lebih terukur, dan tetap menghasilkan. Dan di sinilah reksadana pendapatan tetap berperan penting, khususnya bagi mereka yang ingin mulai membangun passive income secara konsisten.
Baca juga: Passive Income Ngalir, Tapi Gak Kerja? Begini caranya!
Mengapa Reksadana Bisa Jadi Sumber Passive Income?
Reksadana, khususnya pendapatan tetap, bukan hanya soal berinvestasi dengan return tinggi. Produk ini juga membuka peluang untuk membangun sumber penghasilan pasif yang berkelanjutan. Berikut alasannya:
1. Pembagian Hasil Investasi (PHI) atau Dividen Rutin
Beberapa produk reksadana menyediakan skema pembagian hasil berkala, baik dalam bentuk tunai maupun tambahan unit penyertaan. Ini memungkinkan investor menerima “gaji pasif” dari hasil investasi.
Daftar Reksa Dana Pendapatan Tetap di Ayovest yang menawarkan PHI
Berikut beberapa produk reksa dana pendapatan tetap yang bisa kamu pertimbangkan:

2. Pertumbuhan Nilai + Bunga Majemuk (Compound Interest)
Selain dividen, nilai investasi juga bisa meningkat karena naiknya Nilai Aktiva Bersih (NAB) dari portofolio. Jika rutin diinvestasikan, efek compounding akan memperbesar hasil dalam jangka panjang.
3. Diversifikasi Risiko
Alih-alih menaruh dana di satu instrumen, reksadana mendistribusikan dana ke berbagai obligasi, surat utang, dan pasar uang. Ini membuat risiko lebih terkendali dibanding investasi langsung di saham ataupun kripto.
4. Likuid dan Fleksibel
Jenis reksa dana seperti pasar uang dan pendapatan tetap punya tingkat likuiditas tinggi. Saat dibutuhkan, pencairan dana relatif mudah tanpa perlu menunggu waktu jatuh tempo.
5. Bisa mulai dengan Rp 5 ribu
Lewat aplikasi Ayovest, kamu bisa mulai investasi dari nominal kecil, bahkan hanya Rp5.000. Fitur seperti Systematic Investment Plan (SIP) memungkinkan investasi berjalan rutin tanpa harus repot setiap bulan.
Investasi lewat reksa dana menjadi salah satu instrumen yang makin diminati untuk tujuan ini. Apalagi jika dikombinasikan dengan aplikasi reksa dana Ayovest yang memberikan kemudahan memulai dan mengelola investasi.
Masih Menunggu Waktu yang Tepat Untuk Mulai Investasi?
Sekaranglah saatnya. Bulan ini, Ayovest menghadirkan Promo Payday spesial untuk kamu yang ingin mulai membangun passive income dari reksadana. Cukup top-up investasimu dan nikmati:
- Cashback menarik
- Bonus unit reksa dana
- Langsung menambah potensi cuan dari awal!
Gabungkan strategi investasi cerdas dengan promo spesial ini, dan kamu bisa mulai memaksimalkan potensi penghasilan pasifmu tanpa harus menunggu lebih lama.
DISCLAIMER: INVESTASI MELALUI REKSA DANA MENGANDUNG RISIKO. SEBELUM MEMUTUSKAN BERINVESTASI, CALON INVESTOR WAJIB MEMBACA DAN MEMAHAMI PROSPEKTUS. KINERJA MASA LALU TIDAK MENJAMIN/ MENCERMINKAN INDIKASI KINERJA DI MASA YANG AKAN DATANG.
Reksa dana merupakan produk Pasar Modal dan bukan produk yang diterbitkan oleh Agen Penjual Efek Reksa Dana. PT Generasi Paham Investasi selaku Agen Penjual Efek Reksa Dana tidak bertanggung jawab atas tuntutan dan risiko pengelolaan portofolio reksa dana yang dilakukan oleh Manajer Investasi. Investor wajib membaca dan memahami Laporan Kinerja Reksa Dana (Fund Fact Sheet) dan Prospektus dari produk yang diterbitkan oleh Manajer Investasi untuk kebutuhan informasi dan bukan merupakan suatu bentuk penawaran atau rekomendasi untuk membeli atau permintaan untuk menjual. Kinerja masa lalu tidak serta merta menjadi petunjuk untuk kinerja di masa mendatang, dan bukan juga merupakan perkiraan yang dibuat untuk memberikan indikasi mengenai kinerja atau kecenderungannya di masa mendatang.