Key Takeaways:
Global
- The Fed pangkas suku bunga 25 bps ke 4,00–4,25%, proyeksi ekonomi AS lebih optimistis (PDB 1,6%, inflasi 3,0%).
- Ekonomi AS solid: klaim pengangguran turun, PMI manufaktur menguat.
- Inggris defisit anggaran £18 miliar, tertinggi dalam 5 tahun.
- Uni Eropa percepat penghentian impor LNG Rusia sebelum 2027.
Domestik
- BI potong suku bunga 25 bps ke 4,75% → sinyal dovish.
- Rupiah melemah ke Rp16.601/USD, stabilitas jadi perhatian.
- Obligasi menguat: yield 5Y turun, lelang sukuk oversubscribed.
- IHSG rekor baru 8.051 (+2,5% sepekan).
- Asing jual bersih Rp7,3 triliun di obligasi (lanjutan outflow).
Pasar keuangan global dan domestik pekan ini dipenuhi dinamika besar. Federal Reserve AS resmi memangkas suku bunga acuan untuk pertama kalinya tahun ini, menandai fase baru kebijakan moneter setelah periode ketat yang panjang. Di dalam negeri, langkah mengejutkan datang dari Bank Indonesia yang juga menurunkan BI Rate (Suku Bunga Acuan Bank Indonesia), mendorong IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) menembus rekor tertinggi baru. Namun di balik optimisme tersebut, pelemahan rupiah dan arus keluar investor asing menandakan risiko yang tak bisa diabaikan.
Fed Mulai Longgar, Ekonomi AS Masih Tangguh
Federal Reserve akhirnya menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 4,00–4,25 persen pada pertemuan 17 September lalu. Ini menjadi pemangkasan pertama tahun ini setelah periode panjang kebijakan ketat.
Ketua Fed Jerome Powell menekankan bahwa langkah tersebut tetap berhati-hati, mengingat inflasi inti masih berada di atas target. Meski demikian, proyeksi ekonomi justru direvisi lebih optimistis: pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) AS 2025 diperkirakan mencapai 1,6 persen, naik dari 1,4 persen pada proyeksi sebelumnya (Federal Reserve, 17/9/2025).
Kekuatan ekonomi AS tercermin dari data tenaga kerja yang masih solid. Klaim pengangguran mingguan turun 12,5% ke 231 ribu dari yang sebelumnya 264 ribu, lebih baik dari perkiraan. Indeks bisnis Philadelphia Fed juga melonjak tajam, meredakan kekhawatiran perlambatan tajam. Namun, laporan ketenagakerjaan Agustus memperlihatkan sisi lain: tingkat pengangguran naik ke 4,3 persen, tertinggi sejak 2021.
Eropa Dihantui Defisit dan Krisis Energi
Sementara itu, Inggris kembali dihantam isu fiskal. Defisit anggaran Agustus tercatat 18 miliar pound, jauh di atas perkiraan 12,5 miliar pound, sekaligus menjadi yang tertinggi dalam lima tahun terakhir (Bloomberg, 20/9/2025).
Namun kebijakan pro-pertumbuhan ini berimbas ke pasar valuta asing. Rupiah melemah ke Rp16.601 per dolar AS, level terendah dalam empat bulan terakhir. Kekhawatiran investor kian besar setelah capital outflow asing (keluarnya modal asing dari suatu negara) di pasar obligasi mencapai Rp7,3 triliun hanya dalam tiga hari perdagangan.
Yield SUN (Imbal Hasil Surat Utang Negara) tenor 5 tahun turun signifikan (~-24 bps ke 5.39%), tenor 10Y turun moderat (~-3 bps ke 6.30%). Aktivitas pasar sekunder dan permintaan lelang sukuk tinggi (total bid sukuk ~Rp59.7 triliun). Namun investor asing mencatat net-sell (penjualan bersih) ~Rp7.3 triliun di awal pekan, melanjutkan tekanan outflow sebelumnya.
IHSG Catat Rekor, Tapi Investor Asing Masih Wait and See
Pasar saham Indonesia merespons positif. IHSG menutup pekan dengan kenaikan 2,5 persen ke level 8.051, mencatat rekor tertinggi sepanjang sejarah. Sektor infrastruktur dan komoditas menjadi motor penggerak, ditopang optimisme atas suku bunga yang lebih rendah.
Meski demikian, investor asing tampak lebih berhati-hati. Arus keluar di pasar obligasi memperlihatkan bahwa kepercayaan masih rapuh, terutama dengan ketidakpastian global dan pelemahan rupiah yang bisa berlanjut jika kondisi eksternal memburuk.
Capital Market Overview & Fund Performance


Kesimpulan Ayovest
Kombinasi pelonggaran moneter (kebijakan yang berhubungan dengan keuangan) global dan domestik membuka ruang pertumbuhan bagi pasar ekuitas. Sektor berbasis konsumsi dan infrastruktur berpotensi mendapat angin segar. Obligasi juga menarik dalam jangka menengah, meski risiko kurs perlu diantisipasi.
Bagi investor, strategi yang paling bijak adalah tetap memvariasikan instrumen investasi untuk mengurangi risiko serta meningkatkan peluangan keuntungan (diversifikasi) Ekuitas bisa menjadi mesin pertumbuhan, sementara obligasi dan instrumen pendapatan tetap memberi bantalan stabilitas. Dengan kondisi global yang masih dinamis, fleksibilitas akan menjadi kunci dalam menjaga portofolio tetap sehat.
Turunnya yield jangka pendek memberi peluang capital gain (keuntungan dari selisih harga jual dengan harga beli aset investasi) untuk reksa dana pendapatan tetap, tetapi perhatikan kemungkinan arus keluar asing yang dapat menekan harga. Pilih manajer investasi dengan rekam jejak likuiditas dan akses lelang SBN yang baik. Lihat aktivitas lelang sukuk yang kuat musim ini sebagai sinyal permintaan domestik.
Dengan ketidakpastian jangka pendek, strategi Rupiah Cost Averaging (RCA) atau investasi berkala lewat fitur Systematic Investment Plan (SIP) Ayovest membantu mengurangi timing risk (risiko waktu) dan meningkatkan disiplin investasi, cocok untuk reksa dana saham atau campuran dalam kondisi pasar yang fluktuatif.
DISCLAIMER: INVESTASI MELALUI REKSA DANA MENGANDUNG RISIKO. SEBELUM MEMUTUSKAN BERINVESTASI, CALON INVESTOR WAJIB MEMBACA DAN MEMAHAMI PROSPEKTUS. KINERJA MASA LALU TIDAK MENJAMIN/ MENCERMINKAN INDIKASI KINERJA DI MASA YANG AKAN DATANG.
Reksa dana merupakan produk Pasar Modal dan bukan produk yang diterbitkan oleh Agen Penjual Efek Reksa Dana. PT Generasi Paham Investasi selaku Agen Penjual Efek Reksa Dana tidak bertanggung jawab atas tuntutan dan risiko pengelolaan portofolio reksa dana yang dilakukan oleh Manajer Investasi. Investor wajib membaca dan memahami Laporan Kinerja Reksa Dana (Fund Fact Sheet) dan Prospektus dari produk yang diterbitkan oleh Manajer Investasi untuk kebutuhan informasi dan bukan merupakan suatu bentuk penawaran atau rekomendasi untuk membeli atau permintaan untuk menjual. Kinerja masa lalu tidak serta merta menjadi petunjuk untuk kinerja di masa mendatang, dan bukan juga merupakan perkiraan yang dibuat untuk memberikan indikasi mengenai kinerja atau kecenderungannya di masa mendatang.